TEKS BERJALAN

WELCOME ON MY BLOG, SELAMAT DATANG PARA PENGUNJUNG, SELAMAT MENIKMATI SAJIAN ISTIMEWA KAMI, SEMOGA PUAS

Digby Mercher

Digby Mercher
The Principal of COMO SHS Perth

13 Maret 2012

KEGIATAN MAGANG GURU MIPA KE PERTH AUSTRALIA





Oleh

DIWARMAN, S.Pd, M.Si

Guru SMA Negeri 2 Batusangkar



Salah satu program peningkatan kompetensi guru di Sumatera Barat tahun 2009 adalah kegiatan magang guru Matematika dan IPA ke Perth Australia. Anggaran kegiatan ini tercantum dalam DPA-SKPD Propinsi Sumatera Barat pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Sumatera Barat. Kegiatan ini akan menelan biaya lebih kurang 1,4 Milyar. Kegiatan guru magang tahun ini adalah tahun kedua, setelah kegiatan pertama tahun 2008 dengan peserta 18 orang. Untuk tahun 2009 pesertanya berjumlah 34 orang dan berasal dari berbagai sekolah SMP, SMA dan SMK di Sumatera Barat. Mereka telah melaksanakan kegiatan magang ini dari 19 Juli sampai 16 Agustus 2009 di Perth Western Australia.

Sehubungan dengan program tersebut di atas timbul beberapa pertanyaan dan harapan, untuk apa mereka dikirim ke Australia, seriuskah pemerintah melaksanakan kegiatan ini, mengapa negara Australia yang dipilih, apa yang akan mereka kerjakan di sana, apakah mereka pergi liburan dan menghambur-hamburkan uang negara, dan apakah manfaat yang diharapkan dari mereka setelah kembali ke tanah air?

Sesuai surat Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Nomor 900/473/Kabid SMP-2009 tanggal 7 Maret 2009 bahwa tujuan pengiriman guru magang ke Perth Australia adalah untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran di sekolah Rintisan SBI yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas. Peserta magang ini harus mendapatkan pengalaman berbahasa Inggris baik dengan guru pamong, siswa maupun orang-orang Australia lainnya, sehingga setelah kembali ke Indonesia mereka dapat mengajar Matematika dan Sains dengan pengantar bahasa Inggris secara lebih baik.

Pemerintah Propinsi Sumatera Barat sangat serius melaksanakan kegiatan ini. Peningkatan anggaran sebesar tiga kali lipat dari 400 juta rupiah tahun 2008 menjadi 1,4 milyar untuk tahun 2009. Selain itu jumlah peserta juga meningkat dari 18 orang menjadi 34 orang, tahun 2008 hanya melibatkan guru SMA saja, sedangkan untuk tahun 2009 melibatkan guru SMP, SMA dan SMK dari seluruh daerah di Propinsi Sumatera Barat. Pemerintah juga akan membuat tindakan evaluasi dan monitoring terhadap seluruh peserta yang telah kembali magang dari Australia.

Mengapa negara Australia yang dipilih sebagai tempat magang? Sesuai dengan tujuannya yaitu memperkuat kemampuan berbahasa Inggris guru MIPA, maka di antara beberapa negara tetangga kita yang terdekat adalah Australia. Hanya memerlukan waktu empat jam dengan pesawat terbang. Selain itu Australia merupakan penutur asli bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa sehari-hari bagi mereka, baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan masyarakatnya. Jika dipilih Malaysia atau Singapura, mereka bukanlah penutur asli bahasa Inggris. Di Perth Australia, banyak sekali pendatang yang sudah fasih menggunakan bahasa Inggris, sehingga guru-guru dari Indonesia tidak hanya berbicara dengan orang Australia, tetapi juga dengan orang-orang asing lainnya.

Lalu mengapa kota Perth yang dituju? Pertama, Perth letaknya paling dekat dengan Indonesia, karena Perth adalah kota yang terletak paling barat di Australia. Kedua, Perth mempunyai pelayanan publik yang sangat bagus. Toilet tersedia dimana-mana, bukan hanya gratis tetapi juga memiliki kualitas sangat bagus dan sangat bersih. Begitu juga air minum tersedia disetiap tempat, kita dapat meminumnya lewat kran. Kota Perth juga mempunyai pelayanan transportasi yang sangat bagus. Tarif bus ditetapkan berdasarkan zona. Zone satu yaitu dalam kota penduduk tidak membayar alias free. Tarif bus naik berdasarkan zona. Zona dua lebih mahal dari zona satu, begitu juga zona tiga lebih mahal dari zona dua dan seterusnya. Jalan-jalanpun tertata dengan sangat rapi. Tiap bus hanya boleh stop di bus stopping atau ditempat yang sudah ditentukan. Tidak ada sopir bus yang berani melanggar, karena akan mendapat hukuman dan denda yang sangat besar dari pemerintah. Dengan demikian tidak ada kemacetan di jalan raya. Semuanya itu dikendalikan lewat komputer. Ketiga, kota Perth sangat bersih. Kita tidak menemukan sampah dimanapun, apalagi bau menyengat yang dikeluarkan oleh kotoran yang tidak terurus seperti di negeri kita. Tong sampah berkualitas tersedia dimana-mana. Penduduk kota Perth sudah sangat mengerti bahwa kebersihan sangat penting, mereka tidak ada yang berani membuang sampah sembarangan, apalagi membuang ingus disembarang tempat. Keempat, penduduknya sangat ramah dan bersahabat. Mereka sangat mau membantu bila kita membutuhkan, bahkan mereka membantu sampai tuntas.

Kondisi kota Perth seperti yang digambarkan di atas sangat mendukung untuk terlaksananya program magang ini. Lalu, apakah yang mereka (peserta) kerjakan selama satu bulan di Perth Western Australia? Setelah melalui seleksi yang ketat, diperoleh sebanyak 34 orang peserta, kemudian dikirim ke Perth. Dua minggu pertama mereka belajar bahasa Inggris di Como Secondary College dengan sistim ELICOS (English Language Intensive Course Overseas Students) dengan Ms Jane Gerhardy. Dia adalah seorang Instruktur ESL untuk orang asing di Como. Metoda pembelajaran sangat bervariasi sperti games, digtigloss, dialogue langsung dengan berbagai HoLA dari tiap departemen, map, story, visiting class, dan multimetoda lainnya.

Selain kegiatan kursus Bahasa Inggris, pada minggu ketiga dan keempat peserta melaksanakan magang di beberapa sekolah. Sekolah pertama adalah Como Secondary College dengan jumlah peserta 6 orang, Kalamunda Senior High School 7 orang, Duncraig Senior High School 7 orang peserta, Canning College 2 peserta dan Mount Lawley Senior High School 12 orang peserta. Setiap peserta magang bergabung dengan guru yang sesuai dengan bidangnya masing-masing pada tiap-tiap sekolah.

Setelah itu peserta mulai melakukan observasi terutama dalam mata pelajarannya. Peserta berdiskusi dengan guru pamong mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi dan tindak lanjut dari proses pembelajaran. Selain itu banyak juga di antara peserta yang berhasil menjalin hubungan baik atau membuat link dengan guru-guru di Australia, bahkan ada beberapa peserta berniat akan membuat sister school antara sekolah di Sumatera Barat dengan sekolah di Australia. Semoga magang guru MIPA ke Australia kali ini dapat bermanfaat khususnya untuk SBI dan umumnya untuk peningkatan kualitas pembelajaran di Sumatera Barat.

Separoh dari artikel ini dikerjakan di Beatty Lodge Perth,

dan separoh lagi di Batusangkar, 28th Agust 2009

DIWARMAN